My first LOVE IN FIRST june
Cinta hahahah aku tidak peduli apa itu cinta. Menurutku cinta adalah
sesuatu hal yang semu dan tidak penting,namun semua anggapan itu kini telah
berbeda dan berubah setelah dia memasuki kehidupanku dan memberi warna baru
dalam hidupku. Sekarang menurutku cinta suatu perasaan yg sulit untuk
dimengerti dan diketahui dan hal yang mungkin semua orang butuhkan. Dan kini
aku menyadari akan cinta itu, aku telah berjanji pada Tuhan bahwa aku akan
terus menjaga perasaan cinta itu dan yang aku cintai untuk selamanya. Walau
kadang aku berfikir itu semua hal yang bodoh tapi aku bersyukur karena Tuhan
telah memberikan sesosok malaikan penjagaku dan mempertemukan kami di sini di
bulan Juni awal, dan mungkin aku tak akan pernah melupakan peristiwa itu.
*******
Langit begitu cerah nan cantik dengan warna merah bercampur kuning.
Wajahku menengadah ke atas langit, mataku tak henti-hentinya mengamati setiap
sudut langit dan senyum terus mengembang di bibirku. Sekarang aku berada disalah satu
bangku yang tersedia di taman kompleks perumahan yang jaraknya lumayan dekat
dengan rumahku. Hampir setiap hari bila
tidak ada kerjaan aku selalu ke sini dan
membuang waktuku di sini dan di bangku ini pula tempat biasanya aku duduk untuk
mengamati langit. Inilah kebiasaanku walaupun orang-orang bilang ini suatu hal
yang aneh.
Sudah sejak 30 menit yang lalu aku disini,
namun aku tak merasa bosan karena ada earphone
yang bertengger dengan manisnya di kedua daun telingaku. Kini mataku telah
beralih ke anak-anak yang sedang bermain bersama yang tak jauh dari tempat
dudukku dan senyumku semakin melebar saat mengamati tingkah anak-anak itu, earphone yang tadi terpasang di
telingaku kini kulepas. “AAWWW~” teriakan yang keluar dari mulutku yang begitu
cemetarr membahana hingga membuat para koloni burung yang bertengger dengan
santainya di ranting pohon berterbangan muahahaha~#lebay sangat, abaikan#,dan
wajah yang awalnya terlihat manis kini berubah masam. Aku berteriak karena
suatu benda yang jatuh atau bisa dikatakan mendarat dengan mulus di atas
telapak tanganku. “Ehhh~ maaf-maaf aku gak liat”, seorang laki-laki yang
seumuranku tengah membungkuk dan dengan tulus minta maaf padaku. YUPP!!,
ternyata benda yang baru saja mendarat di telapak tanganku adalah sebuah(?)
pantat yang telah tergeletak dengan manisnya(?). “Haiiissh~ enak banget yaaa
duduk di atas tangan orang, kayak gak ada tempat lain aja!!!!!”, jawabku dengan
ketus sambil ku gibas-gibaskan telapak tanganku.
“Maaf aku tadi benar-benar tak melihat kalau tanganmu disitu”, ucapnya
lagi. “Dasar siluman tomcat!!!!, situ tak punya mata hehh~”, #JderRrr~, serasa
disambar petir laki-laki itu setelah mendengar deretan kata-kata manis(?) yang
keluar dari mulutku. “YAKK!!~ guekan sudah minta maaf dasar globin berekor!!!”,
laki-laki itu menjawab dengan seenak jidat(?)nya yang tidak kalah sengit dariku.
Aku beranjak dari bangku dan sedikit mendekat ke laki-laki di hadapanku ini.
Aku tersenyum manis ke arahnya#sebenarnya terpaksa bangett boo#. Kuamati pria
itu dari ujung kaki sampai kepala. Dan dengan sekejap mata aku menginjak
kakinya cukup keras karena dia sampai meringis kesakitan “muahahaha~” dalam
hati aku tertawa puas. Karena telah merasakan aura-aura peperangan aku segera
pergi dari tempat itu dengan rasa tidak bersalah dan mengambil langkah cepat
menjauhinya.
Tanpa aku sadarari sebuah botol air mineral telah melayang dan mendarat
di kepalaku tanpa seizinku “Aaduhh~”, rintihku kesakitan karena benda tak
berdosa(?) itu. Kucari orang yang aku rasa dengan sengaja melakukan lemparan
indah itu. Betapa jengkel dan mendidihnya kepalaku saat mengetahui siapa
pelakunya, aku menunjuknya “YAKK~!! KAU SILUMAN!! DASAR TOPLEZZ!!!” teriakku
padanya. Pria itu memasang tampang SOKK POLOSSnya “Uuupst~ gak sengaja hehehe~~”,
ucapnya yang disertai cengiran. Ku tarik napas panjang untuk mengurangi tinkat
emosiku yang memuncak dan segera kulangkahkan kakiku meninggalkan tempat
menyebalkan itu.
Aku terbangun dari mimpi indahku setelah mendengar teriakan- teriakan
dan suara gaduh yang berasal dari lantai bawah. “Nara!! Kim Nara cepat bangunn
Ireona!!”,yaa eomma membangunkanku selalu dengan teriakan-teriakan yang begitu
merdu sampai benda-benda mati bergetar#kambuh lagikan lebaynya*lupakan#. Aku
justru tidak bangun dari ranjang melainkan menarik selimutku hingga menutupi
sekujur tubuhku, mataku masih enggan untukku buka walaupun hari ini aku harus
sekolah.
Yaa, aku memang masih sekolah dan
statusku masih seorang siswi kelas XI di salah satu sekolah yang cukup
terkemuka di Indonesia yaitu SMA Global International School. Namaku Kim Nara
sering dipanggil dengan Nara dan
keluargaku memang bermarga “KIM”, jangan heran jika keluargaku memiliki marga
seperti orang Korea. Yuppp, memang benar keluargaku masih keturunan orang Korea
terutama Ayahku dia memang orang Korea asli. Dan kenapa kami bisa ada di
Indonesia?? Itu karena ayahku menikah dengan orang indonesia yaa~ ibuku adalah
orang Indonesia, setelah menikah mereka menetap untuk tinggal di Indonesia. Aku
dua bersaudara, aku sendiri dan kakak laki-lakiku yang tingkat kePDannya telah
melambung tinggi jauh di atas tinggi badannya sampai-sampai dia berfikir bahwa
dia laki-laki tertampan sekawasan kompleks rumah kami iuuhh~ PD gilaa memang.
“AWWW!!~ appo”, ringisku saat kumerasa sakit di sekujur tubuh. Gimana
tidak sakit coba?? Tubuhku yang mungil ini mendarat dengan mulus kelantai,
setalah seseorang dengan sengaja menarik selimut yang melilit tubuhku tadi.
“YAKK~ OPPA!!!”, ternyata orang yang sengaja menarik selimut hingga aku
terjun(?) dari ranjang adalah kakakku. Dan dengan wajah tak bedosa ataupun
merasa kasian ia melangkahkan kakinya dengan lunglainya. Aku segera bangun dan
mengambil langkah untuk bersiap-siap sekolah walaupun dengan berat hati dan
bibir termanyun. Kulihat pantulan diriku di cermin aku tersenyum setelah
kumerasa cuku rapi dan cukup cantik pastinya.
Kuturuni anak tangga dengan cepat menuju ruang makan yang kurasa telah
penuh dengan penghuni-penghuni rumah ini. “Pagi Eomma Appa???”, sapaku ke
mereka tak lupa juga kecupan manis yang aku daratkan ke pipi mereka “pagi
sayang...” balas mereka bersamaan dengan senyum menghangatkan untuk pagi yang
cerah ini. “Hayy bocah manja mana bagian untuk oppa tampanmu ini!!!!” protes
kakakku, yupp kecupan tadi memang kebiasaan yang aku berikan pada semua
penghuni rumah ini namun memang sengaja tadi oppa aku kuabaikan aku masih sebal
dengan tindakannya tadi. “Ihh maless???,tak ada untukmu hari ini oppa!!!”
jawabku sambil meneguk segelas susu yang telah tersedia di hadapanku. Cuupp~,
yahh aku telah kecolongan oppaku menciumku “yaiikkzz~ oppa!!”
“ku ambil sendiri bagianku hahahaha~,
ayoo cepat anak manja nanti aku keburu telat gihh gegara nungguin bekecot
manja??!! Aku berangkat!!!” ucap oppaku sambil berjalan menuju garasi.
“Haisszzt~ jangan ngejek aku terusss!!!!” teriakku “aku berangkatt!!!” pamitku
sambil berlari menututi oppaku kulirik sekilas ke arah meja makan ku melihat
eomma dan appa menggelengkan kepala sambil tersenyum, munkin mereka heran
kenapa sampai mempunyai anak yang sarap+aneh separti kami.
Segera aku turun dari mobil oppaku dia yang sejak dari tadi
ngomel-ngomel tak jelass dan tentunya pasti aku abaikan, ku langkahkan kakiku
memasuki pintu gerbang sekolah kulihat sekilas mobil kakakku telah melaju
kencang meninggalkan area sekolahku. Kulirik jam tangan yang melingkar dengan
cantiknya di pergelangan tanganku “kurang lima menit” ucapku lirih.
“NNAARRAAA!!!” kudengar lengkingan memanggil namaku namun tak ku hiraukan karna
aku sudah tau milik siapa suara itu.
Kuedarkan mataku kesetiap sudut-sudut sekolahan, ku hentikan langkahku
saat melihat kumpulan yeoja yang sedang berbondong-bondong menuju depan ruang
kepala sekolah. Rasa penasaranku pun semakin menjadi-jadi karena begitu banyak
siswi yang kesana “ehh ngapain tuhh yeoja-yeoja tak jelas pada
kesana???”,tanyaku pada orang yang baru saja mensejajariku dan yang memanggilku
tadi tentunya. #BLETAKK “Aww~ yakk NANA aku butuh jawaban bukan jitakan”
cercaku. “Situ sihh di panggil gak jawab malah ngacir jalan teruss!!”
protesnya, “ada apaan sihh ituu??” ku ulang lagi pertanyaanku dan kuabaikan
runtutan protesnya muahaha~(kurang ajir bener). “Aapaahhh??manaaa??oohh~ itu
paling-paling da murid baru!!” jawabnya “biasa aja kali’ boo!!” ku toyor
kepalanya “yukk capcuzz~” kutarik tangan Nana ke kelas, dia memang teman satu
kelasku.
Tak lama kemudian bel pun bersuara dengan nyaringnya, suasana kelaspun
mulai riuh dan ramai beberapa detik setelah kedatangan guru kimia dan juga
selaku wali kelas kami. Di belakang pak Sooman guruku tadi di susul seorang
murid laki-laki yang berjalan dengan menunduk dan masih asing di mataku “hmmm~
itu kali yaa murid barunya” batinku.”Weww~ keren boo!!” bisik Nana di telingaku,
“kerenan mana sama pacarmu cintamu iuhh~
itu!!” ucapku ketus sambil menyibukkan diri dengan buku di depanku#sok amitt.
“Selamat pagiii!!!” sapa Pak Sooman,
“pagii!!!” jawab semua siswa tak ada
yang terkecuali.
“Baik anak-anak bapak minta waktu
sebentar sebelum kita mulai pelajaran hari ini, yaa bisa kalian ketahui dan
lihat bahwa kita kedatangan murid baru dan oleh kepala sekolah di tempatkan di
kelas kita ini” penjelasan dari Pak Sooman “ayoo perkenalkan dirimu” suruhnya.
“Perkenalkan nama saya YUGI” blablabla
aku tak mendengarkan asal usulnya yukiro karena terlalu sibuk dengan pikiranku
sendiri dan keterkejutanku saat melihat dengan jelas siapa dia. “Whattt??
Siilumann!!!” tanpa sadar mulutku mengatakanya “yaa nara, apaa ada yang mau
kamu tanyakan???” ucap Pak Sooman mengagetkanku “uppss~ tidak pak”, segera
kututup mulutku dengan telapak tangan dan dengan seenak sendiri Nana menoyor
kepalaku karena tindakanku yang bidoh itu.
Mataku dan Yugi tak sengaja bertemu sesaat kulihat dia juga terkejut
setelah melihatku.** Disisi lain “ehh~ diakan globin berekor di taman kemarin,
ketemu lagi kita memang jodoh kalii yaa!!!hahaha~”**. Kulirik lagi Yugi dia
nampak tersenyum aneh “hahh apa arti senyum itu kok anehh jangan-jangannn!!!,
aahh jangan berfikiran negatif dulu” batin ku. “Yugi silakan duduk di depan Nara”,
mataku sukses melotot hampir mau copot
saat mendengar ucapan Pak Sooman,”hahh gila apaa!!!” teriakanku dalam hati.
“Karena cuma bangku itu yang kosong jadi kamu duduk disana saja, satu lagi bila
kamu menemui kesulitan kamu bisa minta bantuan ke bapak asalkan jangan minta
sumbangan(?) bapak tidak punya atau minta ke Nara dan yang lainnya” perkataan
Pak Sooman lagi dan berhasil lagi membuatku ingin bunuh diri saja, males banget
aja coba bantuin tu orang menyebalkan. “Nara tolong di bantu Yugi yaa~” ucapnya
lagi dengan nada mengejek, giman gak mau mengejek cobaa orang aku aja setiap di
suruh maju ke depan ngerjain soal selalu salah gimana mau bantuin orang bantu
diri sendiri saja gak bisa. “Baik kita mulai pelajaran ini”, sambung Pak Sooman
setelah Yugi duduk.
Semua mata pelajaranpun telah berlalu dan saatnya pulang pun telah tiba,
semua murid berhamburan keluar kelas dengan segala candaan dan tingkah
aneh-aneh dari mereka. Ku masukkan semua barang-barangku yang ada di atas meja
ke dalam tasku sembarangan, buru-buru kuselempangkan tas ke bahuku. “Nana aku
duluan yaa~!!!” pamitku, “iiyaa CINTAKUU” jawab Nana dengan menekankan kata cinta,
“cihhh~” cibirku dan Nana hanya terkekeh mendengar cibiranku. Ku ambil langkah
cepat karena tak mau mendengarkan omelan bak kereta api yang keluar dari mulut
oppaku,#BUGKK~ “awww~” aku jatuh tersandung kaki orang yang benar-benar
menyebalkan, yaa siapa lagi kalau bukan Yugi. Kurasa Yugi memang sengaja
membuatku terjatuh. “Nara apa kau tidak
apa-apa???” ucap Nana panik, aku tak mempedulikan pertanyaan Nana. Aku melihat
Yugi siluman toplezz itu dengan dengan tatapan sengit namun orang yang aku
tatap pura-pura tak mempedulikanku. Aku segera bangun dan kugebrak mejanya
cukup keras, sebelum aku melewati pintu depan ruang kelasku aku melihat sekilas
kearah Yugi dia tersenyum, sebuah senyum kemenangan. Kuhela napas panjang
kepalaku serasa mendidih dan mau meledak karena ulah manusia gila itu.
Hanya aku tekan-tekan tombol remot kontrol yang ada di tanganku sejak 15
menit yang lalu tak ada satu tayanganpun yang ingin ku lihat. Ku lirik jam yang
tergantung di atas televisi,
jarum-jarumnya pemperlihatkan bahwa telah pukul 4.15 sore. Televisi yang sejak
tadi ku abaikan kini kumatikan aku memutuskan untuk pergi ke taman karena merasa
jenuh sendirian di rumah. Hanya beberapa gelintir orang saja yang lalu lalang
di taman mungkin karena cuaca sedang mendung, yaa~ karena bulan telah memasuki
musim penghujan???. Angin berhembus menghempaskan dedaunan yang kering, tak
sengaja mataku menangkap sesosok manusia yang sedang memejamkan matanya di
bawah pohon dia telah ku kenal sejak 4
bulan yang lalu. Yaa~ aku memang telah hafal persis dengannya gimana tidak,
kami hampir setiap hari bertengkar dan tentunya di hukum bersama-sama siapa
lagi orang itu kalau bukan Yugi. “Cihh bodohh”cibirku, namun disisi lain hati
kecilku mengatakan “tapi kalau dia dalam posisi begitu cakep juga”#muahahaha
plinplan jadi orang#, “ehh apa apaan ini yang barusan aku katakan “
kupukul-pukul kepalaku berharap pikiran
itu semua hilang. “Lhooo~ kemana perginya tu anak”, batinku saat tak ku lihat Yugi
di tempat tadi #BLETAKK “aww~” aku kesakitan sekaligus terkejut karena dengan
tiba-tiba Yugi telah ada di sampingku “apa-apaan sihh maen jitak-jitak
segala!!!??” cerocosku. “Aku cuma mau bantuin mukul kepala loo!!!!!!”
“aku gak butuh bantuan lo, aku bisa sendiri!!”jawabku ketus
“abis merhatiin apa sihh?? merhatiin aku
yaa!! terlalu terpikat dengan pesonaku yaa~ hahahaha ayo mengaku saja jangan di
tutup-tutupi??!!” cerocosnya dengan PDnya walaupun ucapannya benar juga sihh??,
“idiihh maless gila liatin lo, ngimpii kamuuu!!!” elakku.
Ku tengadahkan mukaku ke atas langit dan Yugi mulai mengikutiku “napa lo
selalu liat ke langit, berharap akan ada uang jatuh dari langit eohh??” “ehhmm~
iyaa aku lagi nunggu dan berharap bisa melihat hujan uang!!! Yaa~ enggak lahh
lo pikir gue udah gila apa!! Gue selalu merhatiin langit tu karena gue suka
langit, langit berjalan begitu tenang dan juga berpola yang tidak menentu,
langit bisa membuatku tersenyum karena aku suka berimajinasi sesukaku dengan
pola-polanya” jelasku panjang lebar. Kami terdiam untuk beberapa saat hingga
aku merasakan butiran-butiran air yang jatuh dari langit mengenai wajahku.
Awanpun mulai gelap gulita dan air hujan yang menari-nari turun dari langit
mulai bergelombolan Yugi menarik tanganku dan mengajakku berlari untuk mencari
tempat teduh.
Ku rapatka tubuh ku di dinding toko yang sedang tutup dimana aku dan Yugi
berteduh, awan yang sebelumnya gelap kini mulai menampakkan kilatan-kialatan
dan di ikuti sahutan-sahutan petir yang bergemuruh. Keringat dingin mulai
keluar melewati pori-pori kulitku ku
benamkan wajahku di antara lututku dan kututupi telingaku menggunakan telapak
tangan. Aku begitu ketakutan mendengar gemuruh petir itu berbeda jauh dengan Yugi
dia sedang berdiri di depanku sambil menikmati hujan yang pertama turun di
musim ini, yaa aku memang pobhia dengan suara petir dan kilatannya jangan tanya
kenapA!!! karena aku sendiri juga tidak tau apa alasannya. Air mataku mulai
keluar dari sudut mataku dan suara isakan mulai terdengar”Oppa~” ucapku di
sela-sela tangisku, yaa~ Oppa ku lah yang selalu menemani dan menenangkanku
saat kilatan dan petir saling menyahut seperti sebuah amukan.
Ku merasakan Yugi memelukku yaa dari aroma parfumnya aku bisa memastikan
itu Yugi dan dia semakin mempererat pelukannya saat petir-petir itu mulai
menyambar lagi dan dengan perlahan dia menyibakkan rambut dan mulai menyanyi di
dekat telingaku sebuah lagu yang tidak asing lagi bagiku yaaa~ lagu dari JUNIEL
penyanyi asal Korea, aku mulai sedikit tenang mendengar suara lembut dari Yugi
walaupun suara gemuruh petir masih dapat kudengar.
Tubuh mungilku mulai menggeliat di atas ranjang kubuka mata dengan
perlahan untuk membiasakan dengan silau sinar mentari. Kuedarkan mataku ke
setiap sudut ruangan “hahh udah pagi!! udah di rumahh!!! persaan aku belum
pulang dari taman, hahh jangan-jangan!!? “OPPAAA~”, teriakku sambil menuruni anak tangga menuju
dapur karena aku yakin orang yang aku cari ada di sana. Yuupp benar perkiraanku
oppaku ada di sana dia sedang sibuk bergelut dengan para panci-panci, yaa
oppaku sedang sibuk memasak sarapan buat
aku dan diri oppaku sendiri tentunya, karena eomma dan appaku sedang ke Korea
menjenguk nenekku. “Yakk bocah jangan teriak-teriak oppamu ini tidak congekan
tau!!!” cerocosnya dengan spatula diacung-acungkan ke arahku, tawaku meledak
begitu keras saat melihat wajah oppaku yang kotor dan belepotan
“bhahaha~ oppa lucuuu hahahaha~”
“aihh jangan ketawa”
“iya-iyaaa gak ketawa, oppaku yang cakep
pakek banget yang nganterin aku pulang kemaren apa Yugi??” tanyaku penasaran
“yaa iyalah bodoh lu sihh pakek acara ketiduran,
ngerepotin mulu yaa kerjaan lo!!”
“hahh yang bener?? Terus dia ngegendong
aku ampek rumah???”
“hmm~” oppaku mengangguk tanpa menoleh
ke arahku.
“Cepat sana mandi, baumu seperti trasi
aja nihh!!!” candanya,
“ga’ mau kan hari minggu jadi mandi
nanti aja setelah makan yayayaya” rayuku sambil mengedip-ngedipkan mata
“terserah~ tapi ingat tak ada es krim
untukmu hari ini” ancamnya
“ancaman macam apa ini pakai membawa
embel-embel es krim, oppa taukan kalau es krim itu hidupku separuh jiwaku masak
oppa tega memisahkanku dengan jiwaku aaaa~ oppa jahattt~” ucapku dengan
memasang tampang semelas mungkin, #Bletakk sebuah jitakan melayang indah di
kepalaku, “jangan memasang tampang menjijikkan itu” “baiklah aku akan mandi
tapi ingat hari ini aku dapat jatah es krim dua kali lipat okeeee~” oppa
mengabaikan deretan persyaratan yang aku ajukan dan lebih mementingkan
aktifitasnya dengan panci-panci yang bisu itu.
Sudah beberapa kali aku menghela napas panjang untuk menghilangkan rasa
jenuhku, aku sedang malas pulang ke
rumah hari ini setelah pulang sekolah jadi aku putuskan untuk pergi ke taman
biasanya. “Hahh es krim, pakk es krim coklatt yaa~?!” satu es krim di sodorkan
ke arahku “ini pak, makasihh!!” senyum mengembang di kedua belah bibirku. Ku
dudukkan diriku di salah satu bangku taman yang dekat dengan jarakku, ku
nikmati es krim yang ada di tanganku. Diriku melonjak karena seseorang
telah mengagetkanku dan es krim yang tadi di tanganku kini telah mengenai baju
orang yang mengagetkanku tadi tentunya yaa Yugi lah pelaku keusilan ini.
“Haisst~” desis Yugi kesal karena bajunya belepotan
dengan es krim ia menggibas-gibaskan tangannya mencoba membersihkan es krim
yang mengenai pakaiannya. Sementara aku hanya meliriknya cuek “lihat bajuku
jadi kotor gara-gara es krim sialanmu itu!!”
protesnya “cihh~ sapa suruh mengagetkanku seperti itu, mau membuatku
jantungan eohh??” belaku.
Yugi masih sibuk membersihkan bajunya, tapi semenit kemudian kulihat dia
telah memegang gitar entah dapat dari mana benda itu. Perlahan ia mulai memetik
senar-senar gitar itu sehingga membuat alunan suara yang indah yaa sebuah lagu
yang pernah ia nyanyikan unntukku saat aku ketakutan yupp benar lagu juniel.
Aku sempat terbawa oleh suasana ini, terasa nyaman saat di dekatnya.
Tiba-tiba ia menghentikan aktifitasnya “hayy~ jangan tidur di sini aku
gak mau menggendong tubuh beratmu itu lagi” ku buka mataku dan melotot ke
arahnya “yakk gue ga’ tidur bodoh!! Gue itu terlalu menikmati suasana tauu, ehh
ajarin aku maen gitar yaa?? yaa??” rayuku “okee tapi ada syaratnya” tawarnya
“apaa???!” “lo harus gendong gue sampai kerumah” ucapnya “WHATT??? Gendong lo
ogahh” “baiklah akan aku ajari lihat baik-baik”. Ku geserkan tubuhku
mendekatinya “perhatikan yaa jarinya gini ini nama kuncinya................”
aku terpaku di tempat bukanya memperhatikan apa yang di jelaskanya, aku malah
sibuk memandangi wajahnya. “Terpesona dengan ketampananku yaa???” ucapnya yang
dengan PD skaligus membuyarkan lamunanku “yaa gue tau kalau gue itu tampan tapi
gak usah segitunya kalee liat gue, ntar naksir gih lu” cerocosnya yang semakin meninggi
jauh di atas tinggi tubuhnya tingkat kePDannya, aku hanya merespon dengan
senyuman miris mendengar perkataannya. Tak terasa hari telah sore aku berpamitan
pulang dulu ke Yugi aku berpikir bila lama-lama di sampinngnya akan membuatku
tambah gila.
Tak terasa
waktu berjalan begitu cepat, sekarang aku telah menginjak kelas XII .
Begitupun pertemananku dengan Yugi dari pertama kita bertemu sampai sekarang
telah satu tahun tepatnya satu Juni tiga hari yang lalu. Sudah tiga hari ini
aku tak melihat batang hidung Yugi, hahh hidupku terasa tenang karena tak ada
yang mengusiliku dan sebuah senyum simpul terukir di bibirku.
Aku begegas untuk segera pulang namun langkahku terhenti saat melewati
lorong depan kelas Yugi, yaa~ Yugi memang pindah ruang kelasnya setelah satu
minggu pertama dia masuk, dia di pindah karena selalu bertengkar denganku dan
waktu itulah pertengkaran kami yang terhebat dan luar biasa karena terdapat
korban sasaran yang tidak bersalah yaitu wali kelas kami yupp~ pak Soomanlah yang
menjadi korbannya. Dan akhirnya dia di pindah ke ruang kelas lain oleh Kepala Sekolah.
Aku mendengar beberapa anak perempuan membicarakannya aku mencoba untuk
mempertajam pendengaranku “jadi Yugi pindahh, pindah kemana dia??” ucap salah
satu siswi “dia pindah ke Jepang”jawab siswi lain “iyaa dia ke Jepang setauku
alasannya pindah itu karena ayahnya di pindah tugaskan kesana, jadi keluarganya
juga pindah dehh!!!” timpalan siswa yang lainnya. “Jadi Yugi pindahh!!??”
teriakku yang membuat kaget beberapa siswi di depanku yang bergelombol
membicarakan Yugi barusan. Sekarang perasaanku mulai tak karuan, aku tak
percaya apa yang baru saja ku dengar. Jadi tak kan ada Yugi yang jail dan
mencari masalah denganku, seharusnya aku senang tapiii kenapa perasaan separti
ini yang muncul. Sementara itu para siswi yang ada di depanku menganggukan
kepala atas pertanyaanku tadi.
Kulangkahkan kakiku dengan malas menuju kamar, rasanya ada sesuatu yang
hilang dari diriku setalah mendengar kepindahan Yugi. Iseng-iseng aku membuka
E-mail yang telah lama tak aku jamah, entah kenapa sempat ada yang menggerakkan
hatiku untuk melakukan itu. Aku melihat ada satu pesan berupa vidio karena
penasaran aku buka pesan itu, aku pun terhennyak setelah melihat dari siapa
pesan itu, ternyata dari Yugi tiga hari yang lalu keterangannya.
Dengan seksama aku memperhatikan setiap kata yang di ucapkan Yugi dan
mataku tak beralih untuk memandang wajah Yugi. “Haii~ Globin berekor, apa
kabar?, ku harap kabarmu baik-baik saja.
Saat kau melihat ini pasti aku sudah tidak ada di dekatmu dan pergi jauh
ke Jepang. Maaf tidak memberitahumu secara langsung, aku hanya tak sanggup
mengucapkan kata selamat tinggal denganmu. Kurasa kau akan lebih baik tanpa aku
di sana, tak akan ada yang menggoda ataupun menjailimu, iyaa kaannn??hahaha”
ucapnya dengan tawa yang kelihatan di paksakan. “Bodohh!!” hanya kata itu yang
keluar dari mulutku untuk meresponnya, tak terasa air mataku mengalir dengan
deras dan tak ada keinginan untuk menghapusnya. “Heyy~ jangan menangis Globin
berekor!!!” kurasa Yugi telah dapat membaca semua responku saat melihat vidio
itu, “ku bilang jangan menangis kau pikir!! kau cantik bila menangis hehhh~,
jadi berhentilah menangis”, tangannya tergerak seakan-akan menghapus air mataku.”
Aku tau selama ini kau berpura-pura kuat di hadapan semua orang, tapi
sebenarnya kau itu rapuh kau butuh seseorang yang menyayangimu dan selalu ada
di sampingmu kecuali keluargamu. Aku yakin suatu saat kau akan mendapatkan
orang yang tepat. Aku tau aku seorang pengecut karena tak berani mengatakan ini
secara langsung. Terserah kau mau berpikir apa tentangku, tapi kau hanya perlu
tau bahwa aku sangat menyayangimu saranghae...aishiteru...Aku tak bisa lepas
dari banyanganmu. Mungkin aku terlambat mengatakannya tapi ingat aku akan
selalu menjaga perasaan ini untukmu sampai kapanpun. Tapi jika suatu saat kita
bertemu kembali walaupun bukan sebagai sepasang kekasih ku harap kita masih
bisa berteman baik. Satu lagi pesan dariku jangan sampai kau tertidur di taman
karena tak ada aku!! siapa?? yang akan sudi menggendongmu pulang, kau itu
sangatt berat tauu hahahaha~ dan ingat kau harus terus belajar main gitar,
nanti saat aku telah kembali ke Indonesia dan kita bertemu aku akan menagihnya
ingat itu!!. Ehh udah dulu yaa aku mau berangkat ke bandara sampai ketemu lagi
di taman tempat pertama kita bertemu bye bye jaga dirimu baik baik!!!!WAITTT ME”
dia telah mengakhirinya.
Dadaku terasa begitu sesak dan air mataku semakin deras, yang ku rasakan
saat ini adalah suatu penyesalan, yaa penyesalan karena aku baru sadar bahwa
aku juga mecintainya. Tanpa kuketahui ternyata oppaku telah ada di sampingku
ntah sejak kapan dia berdiri di sana, oppaku memelukku dan menenangkanku “apa
kau menyesal baru sekarang mengetahui perasaan yang sebenarnya dalam hatimu??”,
ucap oppaku. Aku hannya bisa mengangguk dalam dekapannya. “Tapi ingat kau harus
tetap bersyukur karena telah mengetahui perasaan itu dan bila kau benar-benar mencintainya
tunggulah dia dan tetap jaga perasaan itu untuknya karena semuanya belum
terlambat jika memang memang dia di takdirkan untukmu kau harus yakin bahwa dia
akan kembali lagi untukmu”, nasehat yang di berikan oppaku dan kini semakin ku
peluk erat tubuh oppaku.
Sudah 3 tahun tak terasa setelah kepergian Yugi dan kini aku telah
menjadi seorang mahasiswi di Shinhwa University, yaa aku memang melanjutkan
kuliahku di Korea. Hari ini tanggal satu juni dan sekarang aku berada di
Indonesi tepatnya sekarang ini aku ada di taman tempat pertama kali aku dan
Yugi bertemu setiap awal Juni aku sempatkan diriku pulang ke Indonesia tapi kepulanganku
kali ini selain suatu kebiasaan tadi juga karena besok adalah hari pertunangan
oppaku. Dan setiap kali di tempat ini aku mempunyai sebuah harapan dalam hatiku
bahwa Yugi akan datang menemuiku dan tersenyum ke arahku. Aku mendudukan diriku
di bangku yang dulu menjadi tempat favoritku.
Dalam hati aku berdo’a “Tuhan apa benar semua ini telah berakhir dan
Yugi tidak kau takdirkan bersamaku, jika memang dia tidak Engkau takdirkan
bersamaku hapuskanlah dia dari dalam hatiku dan biarkan aku memulai hidup
baruku dengan lembar-lembar baru bila dia kaj takdirkan untukku pertemukanlah
kami”.
Gitar yang sejak tadi berada di pangkuanku dan diam membisu kini mulai aku petik
senar-senarnya. Petikan-petikan itu sekarang mulai mengalun dan mejadi sebuah
alunan lagu, pesan dari Yugi dulu aku jalankan dengan baik dan sekarang aku
sudah lihai dalam memainkan gitar. Air mataku kini mulai mengalir saat kuingat
kenangan-kenangan bersama Yugi, yaa walaupun kami sering bertengkar dan saling
mengumpat satu sama lain tapi kami mempunyai rasa sayang yang sama. Ku biarkan
air mataku mengalir dengan sendirinya dadaku terasa sesak seperti tertindih
berpuluh-puluh kilogram benda.
Ku hempaskan gitarku ketanah dan isakan-isakan kini mulai terdengar dari
mulutku, ku lipat kakiku dan kubenamkan wajahku di antara lutut. Samar-samar ku
dengar seseorang mengambil gitar yang ku lempar tadi, kini orang itu telah
duduk di sampingku namun tak kuhiraukan. Seseorang itu mulai memetik
senar-senar yang terbelujur di benda mati itu, aku begitu terkejut saat
mendengar alunan gitar permainannya yaa itu adalah alunan gitar yang selalu
Yugi mainkan bersamaku,ku dongakkan wajahku dari kedua lutut. “Tuhann apa dia
telah kembali, Tuhan jika benar itu dia aku berjanji takkan pernah
membiarkannya pergi lagi dari sisiku”, batinku saat memerhatikan dan mengamati dengan
seksama untuk meyakinkan bahwa itu Yugi atau bukan. Dia menghentikan
permainannya dan melihat ke arahku, dia tersenyum #DEG “senyum itu Yugi, dia
benar-benar Yugi orang yang selama ini aku tunggu dan orang yang dapat merubah
definisi cinta menurutku”.
”Apa aku semakin tampan sampai segitunya kau melihatku” aku tak
mempedulikan ucapannya aku langsung berhambur memeluknya, sangat erat karena
aku takut kehilangan dia untuk ke dua kalinya. Ku hirup aroma wangi yang
menempel di tubuhnya dan ku benamkan wajahku di dada bidangnya, ku rasakan dia
juga membalas pelukanku meluapkan semua rasa rindu selama ini. “Napeun namja”
ucapku sambil memukul dadanya “hmmm begitukah” balasnya,ku anggukkan kepalaku
dalam pelukannya “I’m alone without you, don’t leave me again, saranghae oppa”
entah kenapa kata-kata itu keluar dari mulutku “nado saranghae” balasnya.
Kulepaskan pelukanku dari tubuhnya kini dia dengan perlahan menghapus sisa air
mataku dia tersenyum dan mulai mendekatkan wajahnya sebuah kecupan ia daratkan
di keningku, ku pejamkan mataku merasakan ketulusan dan menyalurkan rasa sayang
dan cintanya dalam kecupan itu. Dia menyudahi kecupan manis itu “jangan
menangis lagi globinku”ucapnya kupeluk erat lagi tubuhnya. Kini mataku telah
terpejam dan aku masih dalam pelukannya. “Terima kasih Tuhan Kau telah menjawab
semua do’aku Kau telah mengirimkan seorang malaikat pelindungku dan ke
bahagiaanku di awal bulan juni ini”.
Catatan:
Saya membuat cerpen ini murni dari
imajinasi dan sedikit, sedikit banget cuplikan dari kehidupan saya. Mohon maaf
jika setelah anda membaca cerpen ini anda merasakan suatu efek ataupun gejala
yang aneh dan bila berkelanjutan silakan berobat ke Klinik Tong Sam Fah.